Leading Up

Tidak setiap orang menduduki posisi sebagai pemimpin. Akan tetapi setiap orang memiliki peran sebagai pemimpin, dan kadang kala kita dihadapkan pada situasi dimana kita harus memimpin atasan kita.

Sebagian besar orang merasa segan untuk memimpin atasannya karena menganggap bahwa hal itu sama dengan memerintah. Sebagian lagi tidak merasa segan, tetapi melakukannya dengan cara yang salah sehingga menyebabkan atasan mereka tidak menyukai mereka.

Mengapa kita harus dapat memimpin atasan kita? Ada dua alasan yang penting. Pertama, tidak ada seorangpun di dunia ini yang sempurna. Setiap orang pasti membutuhkan bantuan, saran, masukan; dan itu berarti “pimpinan” dari orang lain. Kedua, jika Anda dapat memberikan bantuan, saran, dan masukan kepada atasan Anda, maka Anda akan dipandang sebagai orang yang memiliki potensi dan hal itu akan tercatat dalam prestasi pribadi Anda.

Setidaknya ada 5 hal penting yang harus Anda ingat dalam memberikan saran, masukan, atau pimpinan kepada atasan Anda.
  1. Hormati posisinya sebagai pemimpin Anda.
  2. Gunakan “bahasanya”, bukan “bahasa” Anda.
  3. Anda tidak harus memberikan saran atau masukan yang sempurna.
  4. Jangan berdebat.
  5. Ucapkan terima kasih.


Sebelum memberikan saran, masukan, koreksi, atau pimpinan kepada atasan Anda, pastikan terlebih dahulu motivasi Anda. Ingatlah bahwa mereka adalah pemimpin Anda, karena itu Anda harus tetap menghormati posisinya. Jika Anda tidak dapat menghormati pemimpin Anda, maka sebetulnya Anda sedang menciptakan pemberontakan yang akan memecah belah organisasi dan memberikan lebih banyak dampak negatif daripada positif.

Setiap orang memiliki pola bahasanya masing-masing dan cenderung menggunakan “bahasanya” sendiri serta menolak “bahasa” orang lain. Karena itu, amati apakah atasan Anda memiliki pola bahasa:
  • Argumentatif, yang cenderung blak-blakkan dan mengutamakan logika.
  • Referensial, yang cenderung lebih menerima bila masukan diberikan berdasarkan sudut pandang orang yang ia hormati atau kisah keberhasilan orang lain.
  • Harga diri, yang cenderung menyukai hasil kerja atau pendapatnya sendiri.

Ingatlah untuk selalu menggunakan pola bahasanya dan bukan pola bahasa Anda.

Tidak ada satu orang pun yang sempurna, termasuk atasan Anda. Karena itu, Anda juga tidak harus memberikan saran atau masukan yang sempurna. Jika Anda mendasari saran, masukan, atau kritik Anda dengan pengamatan yang seksama, rasa hormat yang selayaknya kepada atasan Anda, dan motivasi untuk memajukan perusahaan, maka tidak ada sebuah saran, atau masukan, atau kritik yang tidak berharga.

Hal keempat yang perlu Anda ingat dalam memberikan pimpinan kepada atasan Anda adalah jangan berdebat. Perdebatan biasanya muncul karena seseorang ingin memaksakan pendapatnya dan menganggap dirinya lebih benar daripada orang lain. Bila demikian, tentu pemimpin Anda akan merasa terpojok dan tidak ada seorang yang merasa senang dipojokkan. Karena itu, hilangkan keinginan untuk “dianggap benar”. Kemukakan argumentasi atau alasan dibalik masukan Anda yang berasal dari pengamatan-pengamatan Anda. Kemudian berikan waktu dan kepercayaan bagi atasan Anda untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, Anda akan dianggap sebagai kawan dan bukan lawan.

Setelah menyampaikan saran, masukan, kritik, atau pimpinan Anda selalu tutup dengan ucapan terima kasih karena telah bersedia mendengar pendapat Anda. Dengan melakukan hal ini, maka secara tidak langsung Anda menunjukkan bahwa Anda menghormati posisi mereka sebagai pemimpin. Jika Anda dipandang sebagai kawan yang dapat memajukan perusahaan atau karir pribadinya, maka cepat atau lambat Anda akan mendapatkan kepercayaannya. Ini akan membuka kesempatan-kesempatan yang lebih baik bagi Anda di kemudian hari.

BERESPONLAH DENGAN BENAR KETIKA ORANG LAIN DAN SITUASI BERTINDAK TIDAK BENAR.

No comments:

Post a Comment