Perjalanan hidup kita merupakan serangkaian hasil dari keputusan-keputusan yang kita buat dalam hidup kita sehari-hari. Keadaan kita saat ini merupakan serangkaian hasil dari keputusan-keputusan yang kita buat di masa lalu. Keadaan kita di masa depan merupakan hasil dari keputusan-keputusan kita di masa lalu dan saat ini. Hampir seluruh hidup kita merupakan hasil dari keputusan-keputusan yang kita buat sehari-hari.
Kebanyakan orang menyadari konsep ini, namun melupakan fakta bahwa sebagian besar dari keputusan yang kita buat merupakan hasil dari pola-pola atau kebiasaan kita dalam berpikir, merasakan, dan bereaksi. Hal ini yang membuat banyak orang tidak mau membayar harga untuk melatih kebiasaan atau pola-pola mereka dalam berpikir, merasakan, dan bereaksi dengan baik. Banyak orang menganggap bahwa keputusan-keputusan yang baik bisa dihasilkan dalam waktu singkat lewat mempelajari beberapa teori saja. Pemikiran yang salah ini akan menyebabkan kita terus menerus mempelajari teori-teori baru dan tidak tekun dalam menjalaninya. Pemikiran yang salah ini mendorong kita untuk mengubah “tindakan-tindakan terkontrol” kita tanpa mengubah kebiasaan atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bereaksi kita.
Kebiasaan yang buruk akan menjauhkan kita dari masa depan yang lebih baik; menjauhkan kita dari kepuasan hidup yang sejati; dan akan membawa kerugian baik bagi diri kita maupun orang lain di sekeliling kita. Diperlukan keberanian, tenaga, waktu, usaha, dan langkah-langkah yang tepat untuk mengubah kebiasaan yang buruk menjadi kebiasaan yang baik. Kami akan memberikan 3 langkah yang dapat membantu saudara untuk membentuk kebiasaan yang baik.
Sadari Bagaimana Pola Pikir Kita
Membentuk sebuah kebiasaan yang baik dimulai dari membentuk cara atau kebiasaan kita berpikir. Kebiasaan berpikir inilah yang menentukan bagaimana kita mempersepsi sebuah kejadian dan pada akhirnya akan menentukan bagaimana kita akan bertindak. Contohnya: banyak di antara orang yang dibesarkan di pulau Jawa, paling tidak di Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang telah dididik ketika kecil mengenai “kriteria orang jahat” berdasarkan penampilan tertentu. Dengan pola pikir yang telah “dibiasakan” ini, maka ketika kita bertemu dengan orang yang mempunyai penampilan sesuai dengan “kriteria orang jahat”, kita akan dalam sekejab menjadi lebih waspada dan menjauhkan diri dari orang tersebut.
Sebuah cara berpikir akan selalu ditentukan dengan standart benar-salah atau standar baik-buruk yang kita pegang. Standar ini akan terbentuk dari nilai-nilai budaya yang ditanamkan kepada kita sejak kecil, pelajaran-pelajaran dari sekolah, ajaran-ajaran dari orang tua dan keluarga besar kita, dan hal-hal lain yang kita pelajari sendiri dari orang-orang yang kita kagumi atau panuti. Oleh karena itu terdapat banyak sekali model standar benar-salah dan baik-buruk ini.
Dalam artikel Sukses Dan Bijak berikutnya, saya akan menunujukkan empat kelompok besar model yang biasa kita temui. Perlu kita ingat bahwa tidak ada sebuah model yang terbaik. Masing-masing model mempunyai fungsinya masing-masing dalam menghadapi situas-situasi yang berlainan. Karena itu ingatlah selalu untuk mengubah pola pikir kita dalam menghadapi situasi-situasi tertentu agar kita dapat berespon dengan benar walaupun situasi dan orang lain berlaku tidak benar.
No comments:
Post a Comment