Kesalahan kedua yang umum berkaitan dengan gambar diri adalah banyak orang menyangka bahwa gambar diri akan ditemukan dengan sendirinya. Konsep ini sebenarnya didasari dari pengertian yang terlalu ekstrem mengenai apa yang disebut “takdir”. Takdir merupakan suatu hal dalam kehidupan kita yang tidak dapat kita pilih. Contohnya: di mana kita lahir, siapa orang tua kita, bagaimana bentuk muka kita, dan apa jenis kelamin kita merupakan suatu hal yang tidak dapat kita pilih. Hal-hal ini dan hal-hal lain yang mirip merupakan “takdir” kita. Akan tetapi kita harus ingat bahwa dalam banyak hal yang lain, kita tidak sedang berhadapan dengan takdir melainkan pilihan-pilihan yang harus kita pilih. Apa yang akan kita makan hari ini, pekerjaan apa yang akan kita tekuni, siapa pasangan hidup kita adalah pilihan-pilihan yang harus kita ambil sendiri berdasarkan beberapa pertimbangan tertentu. Banyak orang memasukkan “gambar diri” ke dalam takdir; dan hal inilah yang menyebabkan kebanyakan orang mengambil pilihan yang terburuk dari segala pilihan yang ada di depannya.
Seperti yang pernah saya katakan, gambar diri gambar diri merupakan dasar dari segala sesuatu yang kita pikirkan, rasakan dan lakukan. Ini berarti gambar diri merupakan serangkaian aturan main, teori, konsep, etika, nilai moral, dan segala hal lain yang kita pelajari dari banyak sumber dan kemudian kita putuskan untuk mengikutinya. Coba bayangkan hal ini: seorang anak petani miskin diajari bahwa ia akan hidup dan mati sebagai petani. Jika ia memutuskan untuk menyerah terhadap “nasibnya”, maka besar kemungkinan bahwa ia akan benar-benar hidup dan mati sebagai petani. Namun seorang anak petani miskin yang memutuskan untuk berjuang dan keluar dari “nasibnya” dapat menjadi orang yang sukses. Paling tidak itulah yang terjadi dalam diri almarhum mantan presiden Soeharto. Terlepas dari ketidakbersihan pemerintahannya, Bapak Soeharto adalah anak seorang petani miskin yang kemudian menjadi seorang jendral perang, dan memerintah sebagai presiden sebuah negara baru selama 32 tahun.
Jika gambar diri seseorang mengatakan bahwa dirinya adalah orang “biasa-biasa saja yang tidak akan dapat maju”, maka ia akan berpikir, merasakan, dan melakukan hal-hal yang “biasa-biasa saja”. Namun jika gambar diri seseorang mengatakan bahwa dirinya adalah “seseorang yang mempunyai potensi dan dapat mengembangkan dirinya jika ia berusaha”, maka ia akan berpikir layaknya seorang pejuang, memiliki motivasi yang kuat untuk maju, dan ia akan melakukan hal-hal yang membuat dirinya keluar dari keadaannya yang sekarang.
Gambar diri bukan hanya ditemukan tetapi juga dibentuk. Ada pepatah kuno yang mengatakan: “sebagaimana seseorang berpikir, demikianlah ia akan menjadi.” Ini bukan berarti seseorang dapat menjadi siapapun seperti yang ia inginkan. Penafsiran yang demikian adalah penafsiran yang terlalu ekstrim. Contohnya: bagaimanapun kerasnya saya berpikir dan berusaha menjadi superman, saya tidak akan pernah kebal terhadap peluru. Pepatah ini ingin mengajarkan bahwa pikiran kita mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap bagaimana kita bersikap dan bertingkah-laku. Pola pikir kitalah yang menentukan apakah kita melihat sesuatu sebagai kesempatan atau ancaman. Pola pikir kitalah yang menentukan bagaimana kita merespon tantangan atau ancaman. Pola pikir kitalah yang menentukan bagaimana kita menentukan tujuan hidup kita. Pola pikir kitalah yang menentukan bagaimana kita membentuk gambar diri kita.
Ada banyak hal yang dapat membantu kita membentuk sebuah gambar diri yang baik. Namun setidaknya ada empat hal yang dapat kita jadikan pilar atau tiang penyangga di dalam menemukan dan membentuk gambar diri kita.
- Berpeganglah pada ajaran-ajaran agama kita.
- Ambil nilai-nilai moral dari ajaran-ajaran budaya kita.
- Selalu buka pikiran kita terhadap ilmu-ilmu yang telah diijinkan Tuhan untuk dikembangkan oleh kita sebagai manusia.
- Tanamkan sikap rendah hati dan mau belajar.
Tidak ada sebuah gambar diri yang sempurna. Setiap orang harus terus menerus membentuk gambar dirinya dengan segala hal yang Tuhan ijinkan menghampiri hidupnya. Sebuah gambar diri yang senantiasa dibentuk dan dikembangkan akan menjadikan seseorang selalu mengevaluasi keadaan dirinya, tanggap terhadap kesempatan yang ada di depannya, bijaksana dalam merespon segala hal.
Seorang bijak pernah mengatakan: “cari dan temukanlah dahulu kebenaran sejati, maka segala hal yang engkau butuhkan akan engkau dapatkan.” Temukan dan bentuk gambar diri Anda menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Dengan demikian Anda selangkah lebih dekat menuju pada kesuksesan sejati.
No comments:
Post a Comment