Mendengarkan Dengan Bijaksana

Mendengarkan (listening) sering kali dianggap sebagai sebuah aktivitas yang sederhana dan tidak terlalu berarti. Namun sesungguhnya mendengarkan merupakan sebuah skill atau kemampuan yang harus dipelajari semua orang sebagai landasan kesuksesannya. Mendengarkan dapat membawa kita untuk memahami banyak informasi-informasi berharga yang akan berguna bagi masa kini dan masa depan kita. Akan tetapi mendengarkan juga dapat membawa kita kepada kesalahpahaman dan bencana-bencana yang seharusnya dapat kita hindari.


Ada perbedaan yang jelas antara "hearing" dan "listening". "hearing" adalah sebuah aktifitas mendengar tanpa memperhatikan. Sedangkan "listening" adalah sebuah aktifitas mendengarkan yang menuntut perhatian dan respon balik yang sesuai. Banyak orang mengeluh bahwa dirinya tidak dapat mendengarkan dengan baik (listen) ketika orang lain berbicara dengannya. Tanda-tandanya dapat berupa: lupa dengan apa yang baru saja didengarkan, merasa bosan dan berusaha untuk segera mengakhiri pembicaraan, mengantuk, tidak melihat ke arah orang yang berbicara, atau tidak memberikan respon balik yang sesuai.


Harus kita akui bahwa terdapat orang-orang yang dapat berbicara dengan baik dan orang-orang yang tidak terlalu baik dalam berbicara. Karena itu wajar jika kita tidak dapat mendengarkan dengan baik ketika ORANG-ORANG TERTENTU berbicara. Namun bagaimana jika kita berada dalam situasi dimana kita HARUS mendengarkan, sedangkan lawan bicara kita adalah orang yang tidak menarik bagi kita. Berikut ini beberapa hal yang dapat anda lakukan:


  1. Tulislah informasi-informasi atau data-data yang penting.
  2. Pahami perasaan yang tersirat di balik kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya.
  3. Bertanyalah mengenai hal-hal yang anda tidak tahu dengan BENAR-BENAR JELAS atau 100% yakin.
  4. Jikalau memungkinkan rekamlah pembicaraan itu dan dengarkan kembali di lain waktu.


I.          TULISLAH INFORMASI-INFORMASI ATAU DATA-DATA YANG PENTING
Mendengarkan (listening) dapat menjadi sulit bagi beberapa orang karena beberapa penyebab eksternal. Salah satu di antaranya adalah terlalu banyak angka, grafik, statistik, ataupun pernyataan-pernyataan yang berupa konsep abstrak yang disampaikan.

Bagi sebagian pembicara, data-data seperti ini merupakan inti dari apa yang dia sampaikan.  Pembicara seperti ini biasanya lebih berfokus pada tampilan visual atau makalah-makalah yang diberikan daripada penggunaan ekspresi dan body language. Model pembicara seperti ini sering menyebabkan audiens mereka cepat bosan, mengantuk, resah, dan kehilangan kosentrasi.

Jika berada di dalam situasi di mana Anda HARUS mendengarkan pembicara seperti ini, catatlah informasi atau data yang penting saja. Bila pembicara tersebut mengeluarkan sebuah bagan, segera catat bagan tersebut karena bagan itulah yang menjadi alur pikirnya. Jika pembicara tersebut mengeluarkan data statistik, segera catat kesimpulan-kesimpulan yang dia ungkapkan. Anda tidak perlu mencatat keselurahan data statistik tersebut. Jika pembicara tersebut mengatakan sebuah konsep, segera catat kalimat itu dan sebisa mungkin minta contoh praktisnya.

Jangan mengharapkan atau menunggu pembicara  seperti ini untuk menggunakan ekspresi atau body language yang menarik. Ingatlah bahwa pembicara seperti ini menggunakan data sebagai “bahasanya” dan bukan ekspresi atau body language. Karena itu catatlah data atau informasi yang penting saja.

II.        PAHAMI PERASAAN YANG TERSIRAT DI BALIK KALIMAT-KALIMAT LAWAN BICARA KITA
Paling sedikit ada 2 hal yang disampaikan ketika seseorang berbicara. Pertama, informasi berupa fakta dan pendapat. Kedua, perasaan, motivasi, atau keinginan yang sesungguhnya di balik kata-kata  yang disampaikan.

Banyak orang memfokuskan dirinya untuk mendengarkan informasi yang disampaikan dan gagal menangkap motivasi di balik informasi tersebut. Sedangkan dalam banyak pembicaraan, motivasi yang terkandung di balik kata-kata memiliki peran yang jauh lebih penting daripada kata-kata itu sendiri. Kemampuan menangkap perasaan ini sangat berguna bukan hanya dalam konteks relasi suami-istri atau pasangan, tetapi juga dalam membangun dan mempertahankan relasi dengan klien atau partner kerja.

Kemampuan menangkap perasaan lawan bicara ini lebih merupakan sebuah seni daripada keahlian. Tetapi bukan berarti hal tersebut tidak dapat dilatih. Beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan untuk melatih kemampuan ini antara lain:
1.       Dengarkan dengan seksama hingga selesai.
2.       Selalu bertanya untuk memperoleh informasi lebih detil. Jangan terburu-buru menjawab untuk memberikan solusi.
3.       Jika memungkinkan, tanyakan alasan mengapa dia melakukan atau mengalami hal tersebut, apa yang dia rasakan, dan apa yang dia ingin kita lakukan baginya.
Ingatlah bahwa ketika kita mampu menangkap perasaan atau motivasi di balik perkataan lawan bicara kita, maka kita akan dengan mudah memenuhi kebutuhannya yang sesungguhnya. Dengan demikian, lawan bicara kita akan merasa dihargai dan dimengerti, dan sebagai balasannya dia juga akan menghormati dan menghargai kita.

III.      BERTANYALAH MENGENAI HAL-HAL YANG ANDA TIDAK TAHU DENGAN BENAR-BENAR JELAS ATAU 100% YAKIN
Mendengar selalu melibatkan persepsi. Ini adalah proses dimana kata-kata yang disampaikan oleh pembicara ‘diserap’ berdasarkan sudut pandang pendengar. Dengan adanya 2 sudut pandang yang belum tentu sama ini, maka seringkali terjadi ‘salah persepsi’.

Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya salah persepsi adalah:
1.       Kurang pengetahuan umum tentang kosa kata atau latar belakang topik yang dibicarakan.
2.       Hilang konsentrasi di tengah-tengah pembicaraan.
3.       Enggan untuk bertanya.
4.       Sikap terlalu percaya diri, seperti: “Pasti maksudnya begini…” atau “nggak usah tanya deh, aku tahu kok maksudnya.”
Bertanya merupakan jalan keluar paling sederhana untuk mencegah terjadinya salah persepsi. Bertanyalah tentang hal-hal yang tidak Anda ketahui. Bertanyalah tentang hal-hal yang Anda tidak benar-benar yakin. Bertanyalah tentang hal-hal yang anda tidak ketahui dengan pasti.
Bertanya dapat menyelamatkan Anda dari situasi yang tidak seharusnya Anda alami jika memahami informasi yang di dengarkan dengan baik. Bertanya dapat mengefektifkan waktu Anda dari melakukan instruksi atau mengikuti petunjuk yang salah. Bertanya dapat menjadikan Anda orang yang lebih bijak dan lebih dewasa, karena Anda bertindak benar walaupun situasi dan orang lain bertindak tidak benar.

No comments:

Post a Comment