It’s Break Time!!

Seorang perempuan dengan 1 anak mengeluh kepada saya: “Saya sudah tidak kuat. Saya kesulitan membagi waktu antara pekerjaan saya dan anak saya.” Tantangan dan tuntutan hidup memang dapat menjadi ditaktor-ditaktor dalam hidup kita. Pekerjaan kita menentut sejumlah waktu, energi, dan perhatian kita. Begitu pula dengan sekolah, kuliah, keluarga, pacar, suami/istri, administrasi pajak, administrasi bank, perawatan mobil, hobi, dan teman/sahabat-sahabat kita, semuanya ini meminta waktu, energi, dan perhatian kita.

Beberapa hal dalam hidup kita, mungkin dapat kita efisienkan dengan mengatur ulang hidup kita. Dengan memprioritaskan beberapa hal, dan menempatkan mereka pada urutan yang baik akan membawa perubahan besar bagi hidup kita. Akan tetapi ada saatnya di mana kita memerlukan waktu break.

Break = buang-buang waktu

Prinsip waktu adalah uang sering kali menghantui sebagian orang. Mungkin tidak semua orang merasa menganut kalimat ini. Akan tetapi dalam banyak kasus yang saya temui, kata “uang” dapat diganti menjadi “kesempatan”, “tanggung jawab”, “peluang yang tidak dapat kembali” dan lain sebagainya. Prinsipnya sama! Kita takut menggunakan waktu kita untuk beristirahat. Kita menganggap bahwa istirahat merupakan sebuah aktivitas yang tidak terlalu berguna, karena itu biasanya kita tidur ketika kecapaian atau tidak sengaja terlelap di depan televisi yang masih menyala, atau terlelap dengan koran atau majalah yang terbuka di atas kepala atau dada kita.

Anehnya, kita mengerti bahwa mobil yang kita miliki memerlukan perawatan. Kita juga mengerti bahwa laptop, IPad, dan Handphone kita memerlukan pengisian batrai kembali. Namun kita menganggap bahwa istirahat bukan merupakan sebuah aktivitas yang produktif.

Berpikir optimal bukan maksimal

Jika Anda seorang nelayan, maka Anda akan mengerti bahwa malam hingga pagi hari sebelum matahari terbit, merupakan waktu terbaik untuk melaut. Para nelayan mengerti bahwa tidak akan ada banyak ikan yang dapat ditangkap jika mereka melaut di siang hari, seberapapun kerasnya mereka berusaha.

Inilah yang disebut dengan optimal. Mengeluarkan tenaga seefektif mungkin namun mencapai hasil semaksimal mungkin. Jika Anda berpikir maksimal, maka Anda akan cenderung merasa bersalah ketika diam dan beristirahat. Jika Anda berpikir optimal, maka Anda akan memahami bahwa ada waktu-waktu dan kondisi-kondisi yang lebih baik jika Anda gunakan untuk beristirahat dan menyegarkan kembali hati, pikiran, dan tubuh Anda.

Halangan managemen istirahat

Ada setidaknya 5 penghalang bagi kebanyakan orang untuk dapat dengan leluasa memberikan dirinya istirahat yang baik, yaitu:

  1. Perasaan kawatir.
  2. Perasaan tidak aman.
  3. Perasaan selalu kurang.
  4. Tidak adanya target yang jelas.
  5. Pengaturan agenda kerja yang tidak realistis.

How to…

Setidaknya ada 5 langkah yang dapat membantu Anda untuk dapat beristirahat dan menyegarkan kembali hati, pikiran, dan tubuh Anda:

  1. Milikilah target atau tujuan yang jelas dan realistis.
  2. Rencanakan agenda kerja Anda dalam mencapai tujuan Anda dengan mempertimbangkan kemampuan Anda dengan baik.
  3. Belajar bersyukur.
  4. Belajar berpikir optimal bukan maksimal.
  5. Beranikan diri Anda untuk beristirahat dan benar-benar menikmati waktu-waktu istirahat Anda.